Rabu, 29 September 2010

MENANG KARENA SUCI

Oleh : M Arifin Ilham

Yang menang itu hanya yang suci. Sungguh menanglah orang yang menyucikan dirinya dan sungguh kalahlah orang yang mengotori dirinya (QS Asy-Syams: 9-10). Allah Mahasuci lagi Maha-mensucikan, Subbuhun Quddusun Rabbuna wa Rabbul malaikat warruh. Karena itu, Allah, Ilah, Rabb, Malik, Khaliq itu bagi makhluk, bagi alam semesta. Semua ibadah yang diperintahkan maupun dilarang oleh-Nya sungguh untuk kesucian makhluk-Nya karena Allah yang mahasuci hanya menyukai kesucian: lahir batin, vertikal horizontal, material spiritual (QS Al-Baqarah: 222). Setidaknya, ada tiga kesucian yang harus dituju oleh setiap muslim.

Pertama, suci tujuan hidup. Semata-mata mencari keriaan Allah, tidak bersayap, tidak ada rekayasa dan jauh dari retorika. Semua itu dilakukan dengan tulus dari lubuk hati yang dalam tanpa dibuat-buat. Sehingga, hidup yang sesaat ini jelas terprogram, tidak ada yang sia-sia. Setiap langkah, gerak, napas, hanya untuk-Nya. Inilah yang lazim dikenal dengan ikhlas. Inilah nikmat yang paling nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Surgalah bagi hamba Allah yang memiliki sifat ini karena tidak punya kepentingan apa pun, tidak lupa diri karena pujian, atau merasa rendah diri, apalagi mundur karean kritik atau hinaan sekalipun. Ia tidak mudah terjebak oleh keenakan sesaat, tetapi menderita berkepanjangan.

Kedua, suci horizontal. Ia jaga hubungan keluarga, tetangga, kawan, dan bahkan lawan sekalipun, dengan akhlak rupawan. Ia mampu menerjemahkan makna muslim hakiki yang berarti penyelamat, penebar kasih sayang (QS Al-Mu’minun: 96). Sehingga, ia dikagumi tidak hanya oleh saudaranya seiman, bahkan oleh nonmuslim. Bahkan, introspeksi dan koreksi ia lakukan terhadap dirinya. Adakah orang yang pernah ia zalimi dalam hidup ini? Kalau ada, ia cepat mengemis minta maaf. Uniknya, kalaupun benar segera minta maaf, ia bahkan memaafkan lebih dahulu walaupun tanpa diminta (QS Ali Imran: 159).

Ketiga, suci material. Najis zatnya atau rijsun cara mencarinya merupakan hal yang tabu baginya karena sesuatu yang tidak halal akan menjadi darah, daging, jantung, otak, dan hati, bahkan sperma. Itu sudah cukup membuat ia tidak khusyuk ibadah dan gelisah hidupnya. ”Tidaklah masuk surga darah yang mengalir dan daging yang tumbuh dari sesuatu yang tidak halal.” (HR Bukhari-Muslim). Halal kesukaannya, bahkan ia hanya bernafsu kepada yang halal (QS Al-Baqarah: 168).

Dari ketiga kesucian ini ia akan disayang oleh Yang Mahasuci dan ia terus dibimbing hingga ia benar-benar suci. Itulah kemenangan sejati. Walhamdu lillah Rabbil alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar