Rabu, 14 April 2010

APLIKASI LINUX DAN OPEN SOURCE SOFTWARE DI BIDANG KOMPUTASI, OTOMASI PERKANTORAN, SISTEM INFORMASI DAN INFRASTRUKTUR JARINGAN

Page 1
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (21-30)
21
APLIKASI LINUX DAN OPEN SOURCE SOFTWARE
DI BIDANG KOMPUTASI, OTOMASI PERKANTORAN,
SISTEM INFORMASI DAN INFRASTRUKTUR JARINGAN
Rusmanto*
Anda mungkin pernah mendengar pertanyaan-pertanyaan seperti ini, atau Anda
sendiri pernah berpikir untuk bertanya hal-hal serupa.
• Apa itu Linux dan open source, dan apa hubungannya dengan Windows?
• Buat apa pakai Linux, kalau dengan Windows sudah bisa?
• Dapatkah Linux membaca file-file office di Windows?
• Dapatkah Linux menjalankan program yang sudah ada di Windows?
• Dapatkah Linux sebagai aplikasi sistem informasi?
• Dapatkah Linux menjadi tulang punggung jaringan kantor?
• Dapatkah Linux berfungsi sebagai komputer multimedia?
• Buat apa membeli, apalagi membajak Windows, kalau Linux bisa?
Jika benar Anda ingin tahu semua itu, mudah-mudahan tulisan berikut ini dapat
menjawabnya. Atau Anda cukup mencari jawabannya sendiri di Internet.
Linux, Windows, dan Macintosh
Mulanya, Linux yang pertama kali dikembangkan oleh Linus Torvalds adalah
nama kernel atau inti dari sistem operasi. Kini, jika Anda menyebut Linux, praktis
Anda mengarah kepada sebuah sistem operasi yang lengkap. Kalau kita membeli CD
Linux, artinya kita membeli sebuah sistem operasi plus aplikasi office, multimedia,
dan Internet. Jadi, sebagai sistem operasi, Linux mirip dengan MS Windows dan
Apple Macintosh.
Lalu apa bedanya? Jika Anda membeli CD MS Windows yang asli, Anda baru
mendapatkan sebuah sistem operasi, belum termasuk aplikasi MS Office, pengolah
gambar Photoshop, server email Exchange, dan lain-lain.Tapi, jika Anda membeli
CD-CD bajakan, barangkali harga dan isinya tidak beda jauh dengan Linux.
Lalu apa lagi bedanya? Lisensi Linux adalah non-proprietary. Istilah lain yang
berhubungan dengan lisensi Linux adalah open source, free software, dan GPL (GNU
*
Pemimpin Redaksi InfoLINUX, Direktur Lembaga Pendidikan Komputer Nurul Fikri, dan Ketua Yayasan
Penggerak Linux Indonesia (rus@infolinux.co.id atau rus@nurulfikri.com)
Page 2
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (21-30)
22
General Public License). Arti semuanya hampir sama. Anda bebas menggunakan,
mempelajari dan mengembangkan (karena tersedia source code-nya), serta
menyebarluaskan, untuk apa saja, termasuk untuk instalasi nuklir. Windows,
Macintosh, dan program proprietary adalah closed source, non free software, dan
pasti non-GPL. Free di sini bermakna kebebasan atau kemerdekaan. Boleh gratis tapi
tidak harus gratis.
Lisensi software tidak hanya GPL. Ada lebih dari 50 jenis lisensi open source
atau free software, yang dapat Anda lihat di www.opensource.org atau www.fsf.org
atau www.gnu.org.
Lalu apa lagi bedanya?
Linux dan Virus
Salah satu permasalahan dunia komputer saat ini, dengan berkembangnya
Internet yang luar biasa cepat, adalah virus. Hampir semua virus yang menyerang
pengakses Internet adalah virus untuk komputer berbasis MS Windows. Akibatnya,
pengguna Windows harus selalu siap menderita atau kecewa karena terganggu virus-
virus.
Berbahagialah pengguna komputer berbasis Linux, karena sangat sulit virus
berkembang di komputer desktop Linux. Virus yang dibuat untuk Windows tidak
merusak Linux. Bukan berarti tidak ada virus di Linux, namun virus (lebih tepat
disebut worm atau cacing) yang pernah ada, hanya menyerang server Linux yang
kurang terawat atau terlambat di-update keamanannya.
Linux dan GUI
Tidak seperti Windows, yang hanya memiliki SATU GUI (Graphical User
Interface). Misalnya, Windows XP hanya memiliki GUI XP. Windows tidak mudah
berganti-ganti GUI atau menjalankan beberapa GUI secara bersamaan, TANPA
RESTART. Windows, sesuai namanya, tidak bisa hidup tanpa GUI.
Linux tidak punya Windows, tapi Linux punya “window-window” atau X-
Window. Artinya, secara bersamaan, kita dapat menjalankan beberapa GUI, misalnya
KDE (mirip Windows XP), GNOME (mirip Windows Me), IceWM (mirip Windows
95/98), fvwm (mirip Windows 3.11), dan lain-lain. Lebih hebat lagi, Linux dapat
hidup tanpa GUI.
Page 3
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (21-30)
23
Server-server berbasis Linux, misalnya mail server qmail yang setara MS
Exchange server, dapat bekerja dengan baik pada komputer Pentium I atau yang lebih
kuno, dengan RAM 64 MB atau lebih kecil. Linux memiliki TUI (Text User
Interface) untuk mengadministrasi sistem, misalnya YaST di SUSE dan drakxconf di
Mandriva, yang dapat berjalan tanpa X Window.
Linux dapat memiliki GUI seperti Windows XP dengan hardware yang setara
dengan persyaratan untuk Windows XP, misalnya minimal Pentium III, RAM 128
MB, dan sebagainya.
Linux dan Aplikasi Perkantoran
Aplikasi perkantoran yang populer di dunia Windows saat ini adalah MS
Office. Sebenarnya, di Windows juga ada office selain MS Office, misalnya
WordPerfect, Lotus, AbiWord, dan OpenOffice. AbiWord dan OpenOffice juga open
source atau free software, seperti yang tersedia untuk Linux.
Aplikasi perkantoran di Linux juga mulai mendekati kemampuan MS Office,
misalnya OpenOffice. OpenOffice merupakan aplikasi perkantoran yang paling
populer saat ini karena sangat kompatibel dengan MS Office. Ada juga yang lengkap,
namun belum memenuhi keinginan mantan pengguna MS Office karena belum
sepenuhnya kompatibel, misalnya KOffice dari KDE. AbiWord dan Gnumeric yang
mendekati kesetaraan dengan MS Word dan MS Excel juga tersedia bebas di Linux.
Sayangnya, pengguna MS Access tidak menemukan database yang sangat mirip
Access di OpenOffice versi 1.X. Namun, OpenOffice dapat mengakses MySQL atau
PostgreSQL melalui ODBC, sehingga ada “peluang” pengguna MS Access untuk
meningkatkan kemampuannya ke databse SQL, tapi bukan ke MS SQL. OpenOffice
versi 2 sudah menyediakan database seperti Access.
Jika Anda biasa menggunakan Visio di Windows, Anda dapat memilih Dia atau
Kivio di Linux. Microsoft Project dapat digantikan Planner (Mr. Project). Sedangkan
program accounting sederhana di Linux adalah GnuCash.
Aplikasi perkantoran yang bagus di Windows biasanya sangat mahal, misalnya
Lotus Notes dan Domino. Di Linux, tersedia beragam aplikasi sejenis itu, meskipun
tidak persis sama. Misalnya, BPPT telah menghasilkan Kantaya (www.software-
ri.or.id/kantaya).
Page 4
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (21-30)
24
Linux dan Internet
Anda tentu sudah kenal Google.com atau Detik.com. Mewakili wilayah dan
jangkauan yang jauh berbeda, kedua perusahaan itu telah lama menggunakan Linux.
Google sangat terkenal di dunia dan Detik sangat terkenal di Indonesia. Untuk
malayani akses yang luar biasa banyak, Google menggunakan banyak komputer
dengan sistem operasi Linux dan program-program open source lainnya.
Menurut survey yang dilakukan www.netcraft.com, lebih dari 60% domain di
Internet menggunakan server web open source Apache. Server email yang paling
banyak diguankan di Internet adalah versi open source seperti Sendmail, Postfix, dan
Qmail. Server DNS (Domain Name System) yang menerjemahkan alamat Internet
menjadi nama domain juga menggunakan program open source seperti Bind.
Di Indonesia, hampir semua ISP (Internet Service Provider), NAP (Network
Access Provider) dan Data Center menggunakan Linux dan software open source
lainnya sebagai tulang punggung jaringan. Mulai dari router, firewall, server DNS,
web, email, dan database menggunakan software open source.
Linux dan Multimedia
Inilah kekuatan Linux yang tidak terbayangkan oleh Linus Torvalds pada saat
pertama membuat kernel (inti sistem operasi) Linux. Linux saat ini telah merambah ke
dunia multimedia, mulai dari sekadar multimedia player, audio dan video editor,
hingga animator atau untuk pembuatan film seperti Shrek yang sangat terkenal itu.
Sebagai player, atau pemutar lagu dan video, Linux membutuhkan spesifikasi
yang tidak terlalu berat. Untuk menjalankan audio-CD (CDA), file MP3 atau OGG,
Linux dapat bekerja pada komputer 486 dengan RAM 32 MB, tentu saja tanpa GUI
yang indah. Beberapa pemutar lagu itu antara lain mpg123, ogg123, cdplay, dan
playmus. Bahkan untuk memutar lagu dan video (DVD, VCD atau DAT, dan MPEG),
Linux dapat bekerja tanpa harus menginstal ke harddisk, misalnya Inul-Linux, yaitu
distro Linux e-Movix, yang berisi sistem operasi Linux dan Mplayer, dengan ukuran
totalnya hanya sekitar 7 MB.
Masih dengan hardware rendah, Linux dapat berfungsi sebagai audio editor,
misalnya dengan ecasound. Dengan spesifikasi hardware yang baik, Linux juga dapat
digunakan untuk mengedit audio di X Window seperti Audacity, atau mengedit video
dengan Kino, Kdenlive, Cinelerra, CinePaint, iMeraEditing, dll.
Untuk urusan multimedia grafika, Linux memiliki banyak pilihan untuk membuat
atau mengedit gambar. Ada GIMP untuk mengolah gambar bitmap atau raster, ada
Sodipodi, Skencil, dan Inkscape untuk melukis gambar vektor, dll. GIMP setara
Page 5
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (21-30)
25
dengan Photoshop dan sejenisnya, sedangkan Sodipodi setara dengan CorelDraw,
FreeHand, dll.
Linux untuk Scientific dan Komputasi
Untuk urusan ini Linux sudah banyak dimanfaatkan oleh para ilmuwan dan
engineer. Sebagai contoh, Scilab dapat menggantikan Mathlab. Untuk pengolahan
data statistik, R atau OpenStat2 dan PSPP dapat menggantikan SPSS. Grass dan
FreeGIS untuk GIS (Geographic Information System) seperti ArcView. GEDA (GPL
Electronic Design Automation) dan SPICE untuk emulasi rangkaian elektronika.
Eagle untuk membuat skema elektronika. MatPLC untuk Programmable Logic
Controller berbasis software di PC. XNBC dan SNNS untuk Neural Network
Simulation. Gretl untuk program econometrics. Dan masih banyak lagi yang tidak bisa
disebut satu per satu.
Cara Mendapatkan Linux dan Supportnya
Banyak cara mendapatkan Linux dan program-program open source. Cara yang
paling enak adalah mendownload langsung dari Internet jika Anda memiliki akses
Internet murah dan cepat. Cara lain adalah dengan membeli CD, buku, majalah, atau
mengcopy dari teman.
Support Linux juga mudah diperoleh dari Internet. Jika Anda memiliki
anggaran, Anda bisa membayar untuk support kepada perusahaan yang bergerak di
bidang open source, seperti yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan software
proprietary.
Cara Memilih Distro Linux
Berbeda dengan model pengembangan tertutup, pengembangan software open
source mengakibatkan banyak peluang yang dapat diraih oleh orang-orang di negara
miskin seperti Indonesia. Semua orang dapat mengembangkan Linux untuk
kebutuhannya. Salah satu hasilnya, banyak pilihan distro atau kumpulan program
berbasis Linux dalam satu paket CD, DVD, atau server di Internet.
Page 6
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (21-30)
26
Banyaknya distro ini bisa menjadi kendala bagi yang suka keseragaman,
meskipun di beberapa perusahaan biasanya ada kecendungan memilih distro yang
sama demi kemudahan perawatan dan updatenya. Bahkan beberapa lembaga atau
negara mengembangkan distro sendiri agar sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya,
Red Flag di China dan WinBI serta BlankOn di Indonesia.
Cara praktis adalah dengan memilih distro yang banyak digunakan teman atau
orang di sekitar kita. Salah satu tujuannya, agar mudah mendapatkan bantuan bila ada
masalah. Contohnya, distro yang paling banyak digunakan di Indonesia awalnya
adalah Red Hat yang sekarang menjadi Fedora. Yang kedua adalah Mandrake atau
Mandriva. Di negara lain (berdasar data di www.distrowatch.com) tidak berbada jauh.
Selain Mandrake, saat ini distro Ubuntu juga mulai banyak penggunanya.
PENUTUP
Tidak diragukan lagi, Linux telah dapat digunakan sebagai sistem operasi untuk
bekerja sehari-hari. Dengan keterbatasannya saat ini, Linux telah mampu
menggantikan sistem operasi lainnya untuk komputasi, perkantoran, Internet, dan
multimedia, bahkan untuk membuat film dengan menggantikan super komputer.
Daftar perbandingan aplikasi di Windows dan di Linux dapat dilihat di
http://linuxshop.ru/linuxbegin/win-lin-soft-en/.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar