8 dari 10 pengguna komputer perkantoran mengalami kesulitan dalam melakukan imigrasi ke Linux atau sistem operasi lainnya.
Sehingga menggunakan terminal service menjadi salah satu solusi untuk hal tersebut, dan tentu saja kita jg harus menggunakan lisensi asli windows, tetapi setidaknya kita bisa lebih menghemat biaya dari semua segi, awalnya Terminal services ini disediakan untuk para pengguna komputer yang memiliki spesifikasi kurang memadai, sehingga kita hanya perlu menginvestasikan satu unit komputer super, dan komputer-komputer yang kurang memadai itu sanggup menjalankan aplikasi canggih saat ini.
Terminal Services selalu di paketkan dalam paket windows NT, meskipun Windows XP jg memiliki kemampuan ini tetapi hanya dibatasi menjadi 1 user saja.
Dibandingkan dengan fitur-fitur Terminal Services dalam Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003 menawarkan beberapa keunggulan dan perubahan, yakni sebagai berikut:
* Administrative Tools: dalam Windows Server 2003, administrative tools untuk melakukan administrasi Terminal Services telah diperbaiki sehingga relatif lebih mudah dalam menggunakannya.
* Pencetakan: dalam Windows Server 2003 printer-printer lokal dapat diintegrasikan secara otomatis melalui terminal server.
* Pengalihan (redireksi) drive-drive dan sistem berkas: klien dapat melihat dan menggunakan drive lokal selama sesi Terminal Services dilakukan.
* Pengalihan (redireksi) audio: klien juga dapat mendengarkan suara yang terjadi di dalam terminal server seolah-olah suara tersebut dimainkan pada mesinnya.
* Pengalihan (redireksi) clipboard: klien juga dapat melakukan operasi copy-cut-paste antara aplikasi.
* Group policy: Hampir semua fitur Terminal Services dapat diatur dengan menggunakan bantuan group policy.
* WMI Provider: Sebagian besar konfigurasi Terminal Services dapat dieksekusi oleh skrip-skrip WMI.
* Pengaturan akses yang lebih baik.
untuk cara instalasinya, saya sempat mengalami kesulitan, tetapi setelah googling, saya menemukan satu cara yang relatif gampang di blog PROSEDUR IT.
caranya sebagai berikut :
1. Install Windows Component, yaitu Remote Desktop Web Connection Control Panel > Add Remove Programs > Add Remove Windows Components > Application Server [details] > Internet Information Services (IIS) [details] > World Wide Web Service [details] > Remote Desktop Web Connection [check]
2. Install Windows Component, yaitu Terminal Server Control Panel > Add Remove Program > Add Remove Windows Components > Terminal Server [check]
3. Install Windows Component, yaitu Terminal Server Licensing Control Panel > Add Remove Program > Add Remove Windows Components > Terminal Server Licensing [check]
4. Setelah selesai, buka Terminal Service Manager Console Control Panel > Administrative Tools > Terminal Service Manager [click]
5. Periksa apakah Terminal Server telah aktif dengan melihat statusnya di window sebelah kanan (status window)
6. Untuk menguji apakah Terminal Server sudah dapat diakses dan digunakan oleh komputer client, lakukan login ke Terminal Server dari komputer client Buka Internet Explorer di komputer client > http://192.168.0.5/tsweb [address bar] > login dengan [User : Administrator] dan [Password : *****]
7. Jika login berhasil, maka Terminal Service sudah dapat digunakan
8. Untuk memudahkan konfigurasi policy dari setiap user yang akan menggunakan Terminal Service, install Group Policy Management Console di Terminal Server (default, Group Policy Management Console belum terinstall di Windows Server 2003 Standar Edition [master : GPMC.msi])
9. Install Microsoft Visual Foxpro untuk mendukung software Veasoft yang akan digunakan di Terminal Server
10. Siapkan beberapa nama Group yang akan dibuat beserta nama-nama User / Group yang akan menjadi member-nya
11. Buat sebuah folder baru [e.g VEASOFT] yang didalamnya terdiri dari beberapa folder yang diberi nama sesuai dengan nama-nama Group yang telah disiapkan (untuk memudahkan konfigurasi), yang masing-masing berisikan program VEASOFT yang didalamnya terdapat sebuah folder dengan nama [OTHER]
12. Definisikan Security Permission pada folder-folder [OTHER] tsb sehingga hanya dapat diakses oleh Administrator dan User yang berhak [full control]
13. Share folder-folder tsb jika diperlukan
14. Buat sebuah folder baru lagi dengan nama [DESKTOP] kemudian didalamnya buat beberapa folder baru lagi yang diberi nama sesuai dengan nama-nama Group, di dalam folder-folder ini nantinya akan berisikan shortcut-shortcut dari aplikasi yang terdapat di dekstop user
15. Buat shortcut dari aplikasi yang akan digunakan oleh user, kemudian copy masing-masing shortcut tsb ke dalam folder [DESKTOP] yang telah dibuat, sehingga shortcut-shortcut ini akan tampil di desktop user pada saat login di Terminal Service, yang konfigurasi untuk Folder Redirection-nya terdapat dalam GPO
16. Kemudian buat lagi sebuah folder baru dengan nama [Startmenu]
17. Hapus seluruh isi dari folder [Startmenu] yang telah dibuat, kemudian berikan atribut Hidden pada folder[Startup] yang terdapat di folder [Startmenu] tsb
18. Jika diperlukan, Siapkan sebuah partisi khusus [e.g drive E] sebagai space untuk folder [My Documents] dari setiap user lalu konfigurasikan Folder Redirection untuk folder [My Documents] dari GPO, sehingga user tidak dapat mengakses drive & partisi tertentu, khususnya partisi system yang dapat dikonfigurasi dari GPO
19. [My Documents] folder dari setiap User harus dapat diakses oleh Administrator, dengan cara melakukan konfigurasi security dari folder tsb, dgn cara menambahkan Administrator sebagai pihak yang memiliki full control terhadap seluruh folder [My Documents] milik User
20. Lakukan konfigurasi ODBC dengan menghapus System DSN driver, dan konfigurasikan driver Microsoft Visual Foxpro driver yang terdapat pada User DSN sehingga pada saat user melakukan import dari eksternal data, Microsoft Excel secara otomatis mengarahkan query-nya ke folder [OTHER] masing-masing user yang telah dikonfigurasi. Hal ini dilakukan secara manual dengan cara login menggunakan masing-masing User Account
21. Pada saat User login melalui Terminal Service, seluruh printer yang terinstall secara local ataupun yang terhubung melalui Print Server di Terminal Server, secara otomatis dapat langsung digunakan oleh seluruh Terminal Service User
22. Apabila Terminal Server menggunakan printer yang di-share oleh komputer client, printer tersebut tidak dapat digunakan secara otomatis oleh Terminal Service User. Agar seluruh Terminal Service User dapat menggunakan printer tsb, Administrator harus memanipulasi printer port pada Terminal Server sehingga printer yang di-share oleh komputer client ‘dianggap’ terinstall secara local di Terminal Server
23. Untuk memanipulasi printer port, pertama-tama lakukan instalasi printer baru seperti biasa Add Printer > local printer attached to this computer [check] > Use the following port [LPT2] (gunakan port LPT yang tidak terhubung dengan hardware lain / printer, apabila printer yang akan diinstall adalah printer yang menggunakan port serial LPT, misalkan kita gunakan port LPT2) [check] > Pilih jenis printer yang akan diinstall > selesaikan instalasi. Setelah selesai, printer tsb belum dapat digunakan, tetapi harus didefinisikan terlebih dahulu melalui Command Prompt dengan cara Run > cmd > lalu pada Command Prompt ketik [net use LPT2 \\namaserver\namaprinter /persistent:yes] (tanpa tanda kurung), dimana [namaserver] adalah nama komputer / IP Address dari komputer client dan [namaprinter] adalah SHARENAME dari printer client tsb. Setelah instalasi selesai, maka printer tsb sudah dapat digunakan oleh Terminal Service User (note : untuk sementara konfigurasi port printer hanya untuk printer yang menggunakan port LPT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar