Sabtu, 30 Maret 2013

Mindset and Motivation

Attitude of Gratitude Entah kenapa beberapa tahun belakangan ini, banyak sekali musibah yang bangsa kita alami. Sebut saja mulai dari krisis ekonomi tahun 1998 - bahkan dampak dari krisis masih terjadi hingga hari ini, adanya musibah gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, kenaikan harga minyak dunia dan PHK masal terus terjadi, serta masalah lain seperti korupsi yang secara langsung atau tidak langsung akan berdampak (baca: merugikan rakyat) pada hidup kita hingga hari ini. Kita telah menjadi korban dari dampak hal tersebut, mungkin saja dan sangat wajar jika kita mengatakan bahwa kita TELAH menjadi KORBAN. Bisa jadi kita menyalahkan Tuhan dalam hal ini, atau kita menyalahkan pemerintah yang kurang serius dalam menangani berbagai kejadian yang ada di Republik kita, mungkin juga kita menyalahkan perusahaan, pelangan ataupun orang lain akibat dari kejadian yang telah terjadi. Namun apakah hal itu benar adanya? STOP, STOP dan STOP-lah untuk menyalahkan ataupun mengeluhkan kondisi yang ada....... Sadarilah mengapa hal ini terjadi pada diri kita? Sebenarnya ada pesan apa yang ingin disampaikan alam, TUHAN atau situasi ini kepada hidup kita? Tanyakanlah.....? Renungkanlah....? tidak perlu bersikap Re-aktif!!!!.... apakah dengan bersikap reaktif hidup ita lebih produktif? Apakah dengan terus menyalahkan orang lain hidup kita lebih produktif? Apakah dengan mengeluh hidup kita lebih berkualitas??? Sadarilah.... bahwa sesungguhnya yang bertanggung jawab akan hidup kita (lebih tepatnya kualitas hidup kita) adalah diri kita sendiri. Dengan mengendalikan perasaan, pikiran serta sikap kita maka kita dapat mengarahkan hidup kita kearah yang lebih baik. Meskipun situasi yang telah saya jelaskan tetap ada. Yang pasti respon kita akan berbeda. Jika respon kita berbeda maka hasil yang kita peroleh juga berbeda. Kita perlu merenung, apa yang seharusnya kita lakukan? Apa lagi yang perlu kita perbaiki dalam hidup ini sehingga kualitas hidup kita menjadi lebih baik? Apakah kita KURANG BERSYUKUR dalam hidup ini? Ya, bisa jadi karena kita kurang BERSYUKUR dalam hidup maka apa yang kita dapatkan tidak sesuai dengan keinginan kita. Mungkin ya, mungkin juga tidak. Namun kalau kita sadari rasa syukur itu sangat besar dampaknya, jika kita dapat hidup dalam rasa SYUKUR yang dalam maka kualitas hidup kita akan berbeda. Menurut para pakar yang telah mengajarkan hal ini kepada saya dengan memiliki sikap bersyukur (Attitude of Gratitude) maka kualitas hidup kita benar-benar akan berbeda. Sebagai contoh, apakah kita selalu dan setiap pagi langsung bersyukur dalam doa ketika bangun tidur? Ini adalah hal mudah, namun belum tentu kita lakukan. Saya sendiri kadang masih bolong-bolong wk wk wk ..... Apakah kita selalu melihat sesuatu yang terjadi dari sisi positif (mengambil hikma jika kejadian yang buruk terjadi) sebagai contoh ketika mobil saya ditabarak seseorang dari belakang, respon saya tersenyum sambil berkata, “menarik”, lalu saya keluar dari mobil dan melihat kondisi mobil saya yang telah ditabrak dan ternyata yang menabrak mobil saya adalah seorang kakek yang sedang tergeletak akibat motornya tergelincir dan menabrak mobi saya. Apakah saya harus marah melihat kondisi tersebut? Respon saya saat itu justru ingin membantu dan memastikan kondisinya baik-baik. Syukurlah kakek tersebut kondisinya baik-baik hanya mengalami shock akibat terjatuh. Memang mobil saya sedikit peok, namun saya bisa klaim asuransi. Saya tahu dan sadar kondisi tersebut (mobil ditabrak dari belakang) adalah hal yang kurang menyenangkan bagi saya. Namun apakah respon saya harus marah? Tentu tidak juga, saya memilih untuk mengendalikan perasaan dan sikap saya. Malahan saya bersyukur dengan kejadian ini saya dapat lebih berhati-hari lagi. Syukur juga kakeknya tidak mengalami celaka, jika sampai celakan repon juga nanti urusan dengan pihak kepolisian. Jadi apapun kejadiannya kita tetap dapat bersyukur. Skarang bersediakah kita melatih otot bersyukur kita dengan cara, berdoa atau hening setiap pagi sembil menyukuri hal apa yang telah terjadi dalam hidup kita. Jika Anda berseida itu tandanya Anda orang yang bertanggung jawab pada diri Ana sendiri. Jika tidak maka Anda masuk orang yang akan menyalahkan orang lain jika ada kejadian yang menimpah hidup Anda. Jika hal kecil ini saja kita tidak dapat melakukannya, apalagi hal besar yang wajib kita jalani setiap hari! Sahabat sadarilah, bahwa hidup, kesehatan, kesuksesan, jodoh, rejeki, kebahagian, keberlimpahan dan lain-lain yang akan kita TARIK ke dalam hidup kita bersumber dari kemurahanNYA. Jika BERSYUKUR saja kita belum lulus, sudah pasti tidaklah lengkap hidup kita, sukses kita dan keberlimpahan kita, apa lagi kebahagiaan kita. So, sederhananya saya ingin mengajak diri saya, Anda dan semua kerabat saya di Indonesia ini untuk memulai dari hal yang terkecil yaitu mensyukuri hari yang baru dengan tersenyum setiap bangun pagi, katakanlah dengan lembut Thanks GOD for today. That's it, sederhana bukan? Mari kita lakukan mulai besok pagi! Jika kita dapat melakukannya selama 49 hari, maka ini akan menjadi kebiasaan (HABIT) dan menjadi karakter kita yang baru, dan akibatnya NASIB kita juga baru. So, pasti hal ini baik bukan? Maka silahkan, mencobanya. Have a Great Live! Salam Sukses SUPER Dahsyat Yance Chan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar